SAHIH.CO, BANDA ACEH – Ma’had As-Sunnah Lampeuneurut, Desa Lamblang Trieng, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar kembali menggelar syahadah hafalan terhadap dua orang santri. Dua orang santri tersebut adalah M. Al-Munziri dan Hanzalah Abdurrahman. Keduanya adalah santri takhassus kelas Tahfidz, keduanya menjalani syahadah Al-Qur’an bil ghaib (dipersaksikan hafalannya tanpa melihat mushaf) dan disimak oleh seluruh santri lainnya.
Sebagaimana syahadah-syahadah yang lalu, pada kesempatan kali ini syahadah juga dilakukan sejak pukul 04:00 sebelum subuh hingga selesai (biasanya sekitar pukul sepuluh atau sebelas malam). Kegiatan syahadah ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Ma’had As-Sunnah Lampeuneurut.
Ustaz Taufik selaku pembina kegiatan Tahfidz ini menyebutkan, “Syahadah bil ghaib ini rutin dilakukan dan setiap tahun minimal ada lima orang santri yang melakukannya. Untuk tahun ini, ada 14 santri yang telah menyelesaikan syahadah bil ghaib dan telah menunggu sekitar 15 santri lagi yang juga akan melakukan syahadah.”
Saat ditanya mengenai tujuan dilaksanakannya syahadah ini, “Harapannya agar para santri memiliki hafalan yang kuat saat menyelesaikan program Tahfidz, sudah merupakan keharusan bagi setiap orang untuk menjaga apa yang telah dihafal. Terkadang sebagian orang Allah berikan kemudahan dalam menghafal,” kata Ustaz Taufik.
“Akan tetapi, kemudahan untuk menjaga (hafalan) itu yang paling berat. (Semoga) dengan adanya program syahadah ini dapat menjadi motivasi besar bagi mereka yang masih menghafal Al-Qur’an, bahwa mereka (para penghafal Al-Qur’an) adalah bukti nyata dari kelebihan yang Allah anugerahkan, mereka dapat membaca Al-Qur’an secara sempurna 30 juz seharian tanpa melihat,” tambah Ustaz Taufik.
Sebagai informasi, program Tahfidz di Ma’had As-Sunnah Lampeuneurut ditargetkan selama tiga tahun, namun para santri terkadang menyelesaikan hafalannya setahun lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Adapun Ma’had As-Sunnah Lampeuneurut sendiri telah berdiri sejak tahun 2003 dan banyak alumninya telah tersebar ke seluruh Aceh.
Reporter dan Penulis: Misbahul
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana