SAHIH.CO, ROMA – Di sela-sela kesibukan para pemimpin negara pada pertemuan G20, Indonesia melakukan pertemuan billateral dengan Perdana Menteri Australia yang memabahas sejumlah persoalan. Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan dalam konferensi pers di Channel YouTube Mensesneg bahwa di antara hal yang dibahas adalah tentang Energi dan Perubahan Iklim.
“Disepakati bahwa Australi juga mendukung bahwa kita mendukung kebijakan di sektor energi dan transisi daripada energi itu sendiri dan tentunya transisi energi ini harus diikuti dengan pembiayaan ataupun investasi terkait dengan iklim,” sebut Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga juga menyebutkan tentang penyediaan teknologi yang dapat mendukung percepatan energi hijau. “Masukan ataupun teknologi yang tersedia dan teknologi ini adalah yang juga affordable dan available dan tentunya ini diharapkan bisa mendorong percepatan energi hijau,” tambahnya.
Selain itu, pertemuan singkat tersebut juga membahas tentang vaksin travel lead yang mana Australia akan melakukan revitalisasi bagi turis dan mengizinkan travel ke berbagai negara termasuk Indonesia, terutama yang sudah mendapatkan dua kali jatah vaksin, tetapi, mereka tetap harus mematuhi kebijakan karantina yang ada di Indonesia.
“Mereka akan membolehkan negaranya untuk melakukan travel ke berbagai negara termasuk Indonesia, terutama mereka yang sudah dua kali divaksin dan tentu tadi Indonesia menyampaikan bahwa dari luar negeri ke Indonesia masih ada aturan quarantine dan tentu mereka akan ikut quarantine yang ditetapkan oleh Indonesia,” pungkasnya.
Di samping itu, ada dua negara bagian di Australia yang sudah menerima kunjungan luar negeri, dan mereka mengharapkan para pelajar dari Indonesia agar kembali ke Australia. Airlangga menyebutkan “dua negara bagian yang sudah membuka itu adalah New South Wales dan Victoria dan utamanya mereka mengharapkan agar mahasiswa Indonesia bisa kembali untuk belajar di Australia.”
Selain itu, Australia juga meminta agar Indonesia membahas isu mengenai Ekonomi Digital pada pertemuan G20 di presidensi Indonesia. Airlangga menyebutkan hal itu bertujuan agar kebijakan dan regulasi di sektor digital tidak berbeda dengan sektor konvensional, terutama dari segi platform digital.
Pertemuan itu secara khusus juga membahas tentang investasi di bidang Green Hidrogen Industry. “Secara khusus juga dibahas mengenai Green Hydrogen Industry yang dilakukan investasi di kawasan seluas 13.000 hektar di Kalimantan Utara yang sekarang sedang dibahas dengan grup Australi dipimpin oleh Andrew Forrest atau Fortesque Metals Group, itu pembahasannya adalah sekitar 3.000 hektar dan disitu akan mengintegrasikan energi berbasis hidro kemudian investasi di bidang pembangkitan Hydrogen Economy dan juga terkait Petro Kimia Kompleks,” katanya.
Airlangga berharap proyek tersebut akan mampu menyerap energi dan membangkitkan listrik yang besar. “Kemudian tentu diharapkan projek tersebut akan melakukan penyerapan energi dan juga melakukan pembangkitan listrik yang besar,” harapnya.
Pewarta: Misbahul
Editor: Nauval Pally Taran