Seorang teman saya sesama ibu homeschooling Muslim baru-baru ini menghadapi dilema yang dia ceritakan kepada saya. Dia adalah ibu dari lima anak kecil, masyaallah, dari usia sepuluh tahun hingga usia dua tahun.
Adik perempuannya, seorang wanita muda yang agak bermasalah berusia 22 tahun, meminta bantuannya. Dia meminta untuk tinggal bersama kakak perempuannya yang sudah menikah selama satu tahun sembari mengikuti sekolah keperawatan di negara bagian tempat kakaknya tinggal. Saudari berusia 22 tahun itu memiliki riwayat depresi dan kecemasan, yang dia lampiaskan dengan mengisap ganja dan vaping, sejak sekolah menengah sampai dengan seterusnya (dia putus kuliah).
Saudari berusia 22 tahun itu berusaha mati-matian untuk menjauh dari orang tuanya, yang dia pandang sebagai orang yang suka mengontrol dan payah. Dia ingin pindah dan tinggal di negara bagian yang berbeda dan mendapatkan gelar keperawatan dasar. Satu-satunya cara yang bisa diterima baginya untuk mencapai itu adalah tinggal bersama kakak perempuannya dan keluarganya. Ini adalah cara terbaik agar orang tua yang sudah lanjut usia tidak diliputi kekhawatiran mengenai putri bungsu mereka yang tinggal jauh dari mereka, jika dia tinggal bersama keluarga saudara perempuannya dan tidak sendirian.
Teman saya, ibu lima anak yang sudah menikah, berkonsultasi dengan suaminya dan kemudian mengizinkan adik perempuannya untuk tinggal bersama mereka. Satu-satunya syarat adalah tidak ada obat-obatan. Tidak ada ganja dan tidak ada vaping. Remaja dan obat-obatan tidak bisa bercampur. Saudari 22 tahun itu setuju dan mengatakan bahwa dia berhenti dari segala jenis obat-obatan.
Setelah sekitar tiga bulan dari pengaturan hidup ini, kakak perempuannya yang sangat terkejut dan marah, menemukan putrinya yang berusia 6 tahun bermain dengan pena vape tua yang jatuh di bawah tempat tidur saudari perempuannya yang berusia 22 tahun. Bocah 6 tahun itu menemukannya dan memegangnya, lalu memasukkan alat tersebut ke dalam mulutnya.
Sang ibu dengan cepat mengambil alat itu dari putrinya yang masih kecil dan membuangnya. Namun, ia merasa marah dan cemas, melihat anaknya yang masih kecil tersentuh alat narkoba adiknya.
Dia berbicara dengan saudari perempuannya tentang pentingnya menjaga perjanjian awal (bersih dari narkoba) dan tidak membawa sesuatu yang berbahaya ke dalam rumah yang penuh dengan anak kecil. Wanita berusia 22 tahun itu meminta maaf dan menjelaskan bahwa itu adalah salah satu pena vape lamanya yang mungkin terselip di bawah tempat tidurnya sejak dia masih mengonsumsi vape. Dia sudah berhenti, dan dia akan memastikan tidak ada lagi barang-barang lama. Kakak perempuan itu mengulangi lagi selama diskusi ini bahwa dia tidak meminta banyak, hanya menjaga aturan; selama dia tinggal di rumah itu, dia harus bersih dari obat-obatan dalam bentuk apa pun. Ini garis merah, tidak ada negosiasi. Adik perempuannya segera setuju.
Namun keesokan harinya, sesuatu yang lebih besar dan lebih mengganggu terjadi; ibu lima anak itu menemukan setumpuk ganja yang telah dikirim ke adik perempuannya. Itu dikirim melalui pos, dalam paket yang diterima oleh putranya yang berusia sepuluh tahun. Dia sangat marah. Cukup sudah cukup.
Dia menghadap adik perempuannya dan bertanya tentang ganja itu. Saudari itu mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan, tetapi dia membutuhkan itu untuk mengobati kegelisahannya.
“Anak-anak saya yang masih kecil dalam bahaya. Anak berusia 6 tahun memasukkan vape Anda ke mulutnya dan anak berusia 10 tahun memegang ganja Anda di tangannya! Keadaan seperti ini sangat berbahaya,” kata kakak perempuan itu kepada adik perempuannya.
Apa yang akan Anda lakukan? Usir adik perempuan Anda yang berusia 22 tahun karena ganja untuk melindungi anak-anak Anda? Atau membiarkannya tetap tinggal bersama Anda dan anak-anak Anda untuk menenangkan pikiran orang tua Anda yang sudah lanjut usia yang mengkhawatirkan putri mereka yang berusia 22 tahun?
Anda menginginkan harapan baik terhadap saudari perempuan Anda dan orang tua yang sudah lanjut usia di satu sisi, tetapi berlawanan dengan kebutuhan anak-anak Anda yang masih sangat kecil di sisi lain. Bagaimana Anda menghadapi situasi ini?
Penulis: Umm Khalid
Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana
Sumber: MuslimSkeptic