Banyak wanita telah mengunyah ideologi feminis yang berumur pendek seperti mengunyah permen. Penjual permen, yaitu organisasi feminis, telah gagal menyebutkan racun pada inti produk mereka.
Sebuah artikel terbaru oleh Daily Mail menyebut, “Psikoterapis memperingatkan bahwa ibu yang bekerja menghasilkan anak-anak yang sakit mental dan mengeklaim masalahnya berada pada “tingkat epidemi”.
Artikel tersebut menyebutkan bahwa kadar kortisol, yang sering dikenal sebagai hormon stres, meningkat pada anak-anak saat ibu mereka pergi bekerja. Peningkatan kortisol ini dikaitkan dengan masalah kesehatan bagi anak-anak.
Kesalahpahaman yang diderita banyak orang adalah percaya bahwa penitipan anak dengan orang asing dapat berfungsi sebagai pengganti cinta ibu. Dan setelah hari yang melelahkan di tempat kerja, bagaimana para ibu dapat menebus semua waktu yang hilang itu?
Namun, alih-alih solusi yang sudah jelas, yaitu bagi wanita untuk tetap tinggal di rumah untuk merawat anak-anak mereka, sementara suami mereka menanggung beban menafkahi keluarga, para pemikir modern yang brilian ini memilih alternatif yang sangat tidak sehat, seperti yang dinyatakan oleh Pew Research berikut ini.
“Sekitar 44% mereka yang bukan orang tua, berusia 18 hingga 49 tahun, mengatakan tidak mungkin sama sekali bagi mereka akan memiliki anak suatu hari nanti, ini meningkat 7 poin persentase dari 37% yang mengatakan hal serupa dalam survei 2018.”
Tahun ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa sudah tahun ke-6 berturut-turut dengan penurunan angka kelahiran, dan bahwa jumlahnya tidak pernah serendah ini sejak 1979! Di antara faktor-faktor yang memengaruhi adalah pandemi, keuangan, dan, Anda dapat menebaknya, gelombang wanita pekerja yang meningkat.
Menindaklanjuti studi Pew, sebuah artikel oleh Insider mengatakan sebagai berikut.
“Ini tentang perempuan yang memiliki akses ke pendidikan dan kesempatan kerja,” kata Percheski. “Ini tentang kebangkitan individualisme. Ini tentang kebangkitan otonomi perempuan dan perubahan nilai.”
Wow, bukankah ini luar biasa? Lihatlah semua wanita modern yang mandiri dan kuat ini merusak pakem dan membuka jalan mereka sendiri, bebas dari patriarki, bebas dari beban keibuan. Akhirnya, dunia sedang mengalami revolusi wanita yang akan datang!
Tidak, sebaliknya kebenaran adalah kebalikannya. Lihatlah para wanita tak berdaya ini, semuanya dicuci otak dan pada belas kasihan satu-satunya jalan yang dibukakan bagi mereka oleh para majikan perusahaan mereka. Tidak mengalami perlindungan sejati dari patriarki, maupun hubungan yang indah antara seorang ibu dan anaknya. Dunia layu karena populasi manusia terus menurun.
Ini adalah permintaan saya yang tulus kepada saudara-saudara muslim saya yang membaca ini, bahwa jika Anda salah satu dari mereka yang telah terpengaruhi propaganda, tolong hentikan itu. Keluarlah sebelum Anda menyadari kebenarannya ketika sudah terlambat. Peran Anda sebagai seorang ibu yang dianugerahkan Allah kepada Anda adalah salah satu peran terpenting umat manusia. Tidak akan ada lagi umat manusia tanpa Anda memenuhi peran itu.
Dan hal yang sama berlaku untuk ayah dan ibu muslim. Berhentilah memberi sumbangsih untuk propaganda feminisme bagi putri Anda dengan mendorong mereka dalam karierisme, pengejaran pendidikan, dan hal lain yang akan mengurangi pernikahan dan menjadi ibu.
Saya juga meminta kepada setiap orang tua yang membaca ini untuk mengawasi konten yang dikonsumsi anak-anak Anda, baik itu melalui hiburan, sekolah, maupun teman-teman mereka. Cobalah dan tetap up-to-date dengan mereka. Ajari mereka tentang nilai-nilai indah Islam sebelum mereka terpapar ideologi mengerikan, seperti feminisme. Semoga Allah melindungi kita dan anak-anak kita dari fitnah ini. Amin.
Penulis: Tim Muslim Skeptic
Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor Naskah: Teuku Zulman Sangga Buana
Editor Substantif: Nauval Pally Taran
Sumber: MuslimSkeptic