SAHIH.CO, BANDUNG – Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat sepanjang tahun 2021 terjadi 25 kali gempa yang menimbulkan kerusakan. 118 orang meninggal dunia dan sekitar 6.724 orang mengalami luka akibat kejadian gempa di Indonesia.
Koordinator Gempa PVMBG, Supartoyo, mengatakan hingga 18 Desember 2021, gempa bumi terbesar yang terekam tahun ini di Indonesia adalah gempa Mamuju, Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021. Dalam kejadian itu dilaporkan 105 orang meninggal dunia dan 6.489 orang mengalami luka.
Tak hanya mengancam manusia, gempa juga meluluhlantakkan ratusan bangunan, di antaranya kantor gubernur Sulbar yang ambruk akibat diguncang gempa. Dampak lainnya terjadi retakan tanah, likuifaksi dan longsoran akibat gempa M 6,2 itu.
Gempa yang menelan korban kedua yakni di Jawa Timur bagian Selatan pada 10 April 2021, dalam kejadian itu dilaporkan 9 orang meninggal dunia dan 121 orang mengalami luka. Dampak dari gempa lainnya adalah kerusakan bangunan di Lumajang, Malang, Blitar, Kota Malang, Trenggalek, Tulungagung, Kediri dan Gresik.
Kemudian gempa yang menelan korban berikutnya terjadi di Bangli-Krasem, Bali pada 16 Oktober 2021. Tercatat, tiga orang meninggal dunia dan 7 orang luka-luka. Dan terakhir, gempa di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak satu orang.
Bila dibandingkan dengan tahun 2020, jumlah gempa yang merusak di Indonesia berjumlah lebih banyak. Pada tahun 2020 jumlah gempa yang merusak sebanyak 14 kejadian. Dilihat dalam rentang 20 tahun terakhir, tahun ini kejadian gempa bumi yang merusak merupakan yang paling banyak.
Kejadian gempa bumi yang merusak terbanyak kedua, terjadi pada 2017 lalu dengan 19 kejadian.
“Berdasarkan data Badan Geologi, kejadian gempa bumi merusak berfluktuasi 525 kejadian, tahun ini banyak. Mungkin sejak tahun 2020 makin banyak,” ujarnya. Ia menyebut gempa yang merusak ini karena kejadiannya dengan pusat aktivitas warga.
Sumber: Detik