SAHIH.CO, ACEH BESAR – Hasan bin Rusmen Effendi, santri belia berusia 14 tahun, kelar menyetorkan hafalan Al-Qur`an 30 juz pada gelaran syahadah di Ma`had As-Sunnah Lampeneurut, Senin, 17 Januari 2022.
Hasan berhasil menunaikan setoran hafalannya tanpa mengantongi satu kesalahan pun. 30 juz hafalan itu ia tuntaskan tanpa melihat mushaf Al-Qur`an serta disimak oleh para ustaz dan seluruh santri lainnya.
Menurut keterangan dari Ustaz Imam Munandar, pengurus santri di Ma`had As-Sunnah, Hasan merupakan santri pertama yang syahadah pada tahun ini. Ia mulai belajar di Ma`had As-Sunnah sejak 2019. Artinya, hanya butuh tiga tahun bagi Hasan untuk mengkhatamkan seluruh hafalannya hingga lancar dan kukuh serta dapat mengikuti syahadah. Dua tahun pertama ia habiskan untuk setoran hafalan, dan satu tahun berikutnya untuk proses pelancaran dan penguatan hafalan.
Sama seperti prosesi syahadah sebelumnya, syahadah kali ini juga dimulai sejak pukul 04.00 WIB sebelum waktu Subuh dan selesai pada pukul 21.30 WIB, setelah Isya.
“Bacaan yang salah akan ditegur, bila ia kemudian dapat memperbaiki bacaannya tanpa harus dituntun, ini tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan,” tutur Imam.
Para santri yang telah selesai menyetorkan hafalannya 30 juz, tidak langsung dapat melakukan syahadah. Mereka harus terlebih dahulu melancarkan hafalannya dengan baik. Standar dan indikator yang menunjukkan mereka sudah layak untuk syahadah adalah sudah mampu menyetorkan hafalan 10 juz per hari. Dimulai dari 1 juz per hari, selanjutnya naik 2 juz per hari, hingga 10 juz per hari. Jika sudah lancar, barulah santri tersebut dapat mengikuti syahadah.
Imam juga menyebutkan, “Kita sendiri punya target selama tiga tahun agar para santri dapat menyelesaikan hafalannya, dan ditambah satu tahun pemantapan untuk syahadah. Hanya saja, kemampuan santri juga bervariasi, sehingga ada yang dapat mengkhatamkan hafalan sekaligus syahadah dalam tiga tahun saja, serta ada pula yang lebih lama lagi. Namun, dari semua itu, faktor yang menjadi alasan kuat akan cepat dan lambannya proses tersebut terletak pada intensitas murajaah para santri. Karena pada kenyataannya, menghafal jauh lebih mudah dari pada menjaga dan murajaah.”
Adanya syahadah ini juga dimaksudkan agar para santri memiliki hafalan yang kuat saat menyelesaikan Program Tahfidz, supaya apa yang sudah dihafal dapat mengakar pada ingatan.
Pihak Ma`had As-Sunnah telah menyiapkan ijazah atau sertifikat syahadah bagi para santri yang telah menyelesaikan syahadah dengan baik. Adapun hadiah lainnya, biasanya datang dari para ustaz dan masyarakat umum yang turut menyaksikan prosesi syahadah.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran