JEDDAH — Sejarah Kerajaan Arab Saudi penuh berkah dan perjalanan pendiriannya penuh dengan ambisi. Semua pemimpin pendiri Kerajaan memiliki visi besar tentang negara bersatu yang penuh perdamaian dan stabilitas.
Mimpi ini terus berkembang lebih besar dan makin besar lagi selama bertahun-tahun, mencakup seluruh Jazirah Arab, dan akhirnya terwujud setelah keterbelahan, pertikaian, dan ketidakstabilan selama berabad-abad.
Pada hari Kamis lalu, Raja Salman, Penjaga Dua Masjid Suci, mengeluarkan Perintah Kerajaan untuk memperingati 22 Februari setiap tahun sebagai Hari Pendirian Arab Saudi.
Berikut 8 fakta yang perlu Anda ketahui tentang Hari Pendirian itu.
1. Tidak Sama dengan Hari Nasional Saudi
Hari nasional resmi masih pada tanggal 23 September, dan itu menandakan hari penyatuan seluruh wilayah Arab Saudi di bawah Raja Abdul Aziz.
Adapun Hari Pendirian Nasioanl (National Founding Day) adalah acara baru untuk memperingati sejarah panjang Kerajaan Arab Saudi. Tanggal 23 September diperingati sebagai hari penyatuan negara ketiga Saudi.
2. Tanggal Politik Baru Arab Saudi untuk Dirayakan
Tujuan diumumkannya Hari Pendirian adalah untuk menetapkan tanggal politik yang tepat untuk hari berdirinya negara, yaitu Negara Saudi pertama oleh Imam Muhammad bin Saud.
3. Hari Libur Resmi Saudi yang Kedua
Hari Pendirian, 22 Februari, ditetapkan sebagai hari libur nasional resmi setiap tahun menurut Perintah Kerajaan yang dikeluarkan oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman.
4. Negara Saudi Pertama: 1157-1233H (1744-1818)
Pada tahun 1139H (1727), Imam Muhammad bin Saud Al- Muqrin (Ibnu Saud) mendirikan negara Saudi pertama dengan Diriyah sebagai ibu kotanya dan menjadikannya wilayah paling stabil setelah kerja keras bertahun-tahun.
5. Diriyah Terpecah Sebelum Ibnu Saud Menyatukannya
Diriyah tidak stabil pada saat itu karena banyak konflik antara suku-suku Najd yang saling bertetangga. Setelah ditugaskan untuk memerintah Diriyah, Ibnu Saud berhasil membawa perdamaian dan keamanan, termasuk dalam menjamin perlindungan di jalur perdagangan dan haji.
6. Negara Saudi Kedua, yang dikenal sebagai “Emirate of Najd”: 1240-1309H (1824-1891)
Didirikan oleh Imam Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud dan terletak di Najd, wilayah Riyadh dan Ha’il. Pemerintahannya dimulai ketika dia membebaskan seluruh Najd dari pasukan Mohammad Ali Pasha.
7. Riyadh Tak Selalu Ibu Kota
Kota Praja Diriyah adalah ibu kota negara Saudi pertama di bawah Ibn Saud. Namun, gelar Ibu kota dipindahkan ke Riyadh oleh Imam Turki ketika ia mendirikan negara Saudi kedua.
8. Negara Saudi Ketiga, yang dikenal sebagai “Kerajaan Arab Saudi”: 1319H (1902)
Pada tahun 1891, Muhammad Al-Rashid mengambil alih Riyadh yang saat itu diperintah oleh ayah Raja Abdul Aziz , Emir Abdulrahman bin Faisal Al Saud. Emir dan putranya yang berusia 10 tahun lalu pindah ke Bahrain.
Pada tahun 1902, Abdul Aziz bin Abdulrahman Al Saud, yang baru berusia 21 tahun saat itu, melakukan perjalanan kembali ke rumah leluhurnya dan berhasil merebut kembali kendali atas Riyadh dari segala rintangan.
Selama tahun-tahun berikutnya, Raja Abdul Aziz muda berangkat untuk menyatukan sisa wilayah sekitarnya menjadi satu negara bagian, melalui serangkaian penaklukan. Tahun 1351 H (1932) menandakan penyatuan semua wilayah ini di bawah Negara Saudi Ketiga bernama Kerajaan Arab Saudi.
Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Nauval Pally Taran
Sumber : Arab News