Seseorang yang hidup sebagai manusia, pasti juga hidup sebagai seorang hamba. Namun, terdapat pilihan, apakah ia memilih menjadi hamba Allah ﷻ atau menjadi hamba selain Allah ﷻ. Kenyataannya memang demikian, selama seorang manusia itu hidup, dia pasti menjadi seorang hamba. Tidak ada manusia yang seratus persen (sepenuhnya) merdeka.
Sebagian manusia mengatakan, “Saya ini orang yang free, saya orang yang bebas.” Akan tetapi, ternyata dia tidak bisa bebas dari narkoba alias ia menjadi hamba dari narkoba tersebut.
Sebagian manusia juga mengatakan, “Kehidupan saya free.” Namun, dia tidak bisa bebas dari harta. Dia senantiasa memikirkan hartanya, bahkan terkadang sampai ia kesulitan tidur karenanya sehingga ia pun menjadi hamba dari harta yang dia miliki.
Tidak ada, tidak ada manusia yang murni merdeka. Manusia senantiasa terikat terhadap sesuatu. Masalahnya adalah apakah dia memilih terikat kepada Allah ﷻ ataukah kepada selain Allah ﷻ. Maka dari itu, barang siapa yang memilih untuk terikat kepada selain Allah ﷻ maka dia akan dibiarkan oleh Allah ﷻ dengan keterikatannya tersebut hingga ia binasa dengan hal itu. Adapun mereka yang memilih terikat kepada Allah ﷻ, itu adalah sebaik-baik ikatan.
Nabi ﷺ, dalam beberapa hadis beliau, mencela mereka yang menghamba kepada selain Allah ﷻ. Di antaranya adalah sabda Nabi ﷺ, “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wol/sutra). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari).
Karena itu, manusia yang seperti ini adalah manusia yang tercela. Dia senantiasa mengungkung jiwanya kepada selain Allah ﷻ. Adapun seorang muslim, muslim yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah ﷻ, serta menancapkan nilai-nilai tauhid di jiwanya, serta tidak memilih menjadi hamba selain Allah ﷻ. Inilah yang dinamakan kebebasan yang hakiki. Inilah yang dikatakan kebahagiaan. Inilah sesuatu yang selama ini dicari oleh manusia.
Ke mana manusia mencari kebahagiaan? Mereka belajar, berusaha untuk mendapatkan uang dengan mencari pekerjaan. Kemudian, mencari pasangan dan berkeluarga. Untuk apa mereka melakukan semua itu? Sejatinya, mereka ingin mencari kebahagiaan.
Bahkan, mereka yang melakukan hal-hal yang buruk, seperti menyalahgunakan narkoba, pergaulan bebas, dan hal-hal buruk lainnya. Jikalau ditanya kenapa mereka melakukan hal-hal tersebut, niscaya mereka akan mengatakan bahwa mereka mencari kebahagiaan dari hal-hal tersebut.
Akan tetapi, kebahagiaan yang sebenarnya bukanlah pada hal-hal seperti itu. Kebahagiaan hakiki adalah ketika seseorang menghambakan diri kepada Allah ﷻ, dengan sebenar-benar penghambaan, dengan mengikuti jalan yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Sejatinya, kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firman Allah di dalam surah Az-Zariyat ayat ke-56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Disadur dari ceramah Ustaz Asqar Quraisy
Penyadur: Arif Rinaldi
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana