SAHIH.CO – Sejak November lalu hingga kini, harga kedelai global terus melonjak naik secara signifikan. Diketahui bahwa per Februari 2022 harga rata-rata kedelai impor secara nasional menyentuh angka 12.600 per kilogramnya, tertinggi sejak tahun 2018.
Hingga kini, data yang kami dapat dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda penurunan harga kedelai, bahkan terus naik. Per hari ini diketahui harga rata-rata kedelai impor secara nasional mencapai 13.300 per kilogram. Harga tertinggi diketahui terjadi di Sulawesi Tenggara yang mencapai 19.000 per kilogram dan harga terendah didapati di Bengkulu dengan harga 11.400 per kilogram.
Tingginya harga kacang kedelai dipengaruhi oleh tingginya harga kedelai dunia jika dibandingkan harga kedelai November lalu. Diketahui harga kedelai dunia per 8 November 2021 adalah $11,78/bushel, sedangkan per 4 Maret 2022 harganya naik mencapai 42% menjadi $16,76/bushel.
Naiknya harga kedelai secara signifikan turut memengaruhi para perajin tahu dan tempe, bahkan tidak sedikit dari mereka yang harus gulung tikar. Meskipun tahu dan tempe merupakan makanan dari Indonesia, kedelai yang merupakan bahan bakunya masih diimpor. Kementerian Pertanian mencatat rata-rata kebutuhan kedelai nasional mencapai tiga juta ton setiap tahun, yang mana hingga 90% di antaranya dipasok dari luar negeri.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyebutkan bahwa imbas naiknya harga kedelai tersebut sempat membuat hingga 30 ribu perajin tahu tempe harus berhenti produksi. Untuk itu, para perajin tahu tempe sangat berharap pemerintah dapat membantu menstabilkan kembali harga kedelai.
Sebab Naiknya Harga Kedelai
Laporan dari United States Departemen of Agriculture (USDA) menyebutkan bahwa sejak Desember 2021 negara produsen kedelai dunia yang berada di Amerika Selatan (Brazil, Argentina, Paraguai, dan Bolivia) mengalami penurunan produksi hingga lebih delapan belas ton. Hal tersebut diakibatkan gangguan cuaca elnina selama lebih dari dua bulan terakhir.
Selain itu, China yang merupakan salah satu pengekspor utama kedelai juga turut berperan dalam naiknya harga kedelai dunia. Kebijakan restrukturisasi industri peternakan di China yang mengharuskan peternakan memberikan pakan berupa kedelai untuk binatang mereka yang turut membuat harga kedelai melambung.
Keadaan tersebut kembali diperparah oleh terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina. Sebagai informasi bahwa Rusia dan Ukraina temasuk dua di antara sepuluh negara penghasil kedelai terbesar di dunia bersama dengan Brazil, Amerika Serikat, Argentina, China, India, Paraguai, Kanada, dan Bolivia.
Kemendag Jamin Stok Aman
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nirwan mengatakan bahwa pemerintah memprediksi harga kedelai akan terus naik hingga bulan Juni.
Namun demikian, ia menambahkan bahwa pemerintah menjamin bahwa pasokan aman hingga akhir tahun. Meski pada awalnya sempat ada kekhawatiran dari importir untuk mengimpor kedelai, pemerintah tetap mengimbau kepada importir untuk menjamin ketersediaan kedelai.
“Kita sudah pastikan kepada importir untuk tetap menyediakan sebanyak 240 ribu ton per bulan. Kita jamin sampai akhir tahun aman. Jadi, sepanjang tahun kita pastikan ketersediaan itu,” tutur Oke.
Penulis: Misbahul
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana