SAHIH.CO, LONDON – PBB telah mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Pakistan untuk menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Melawan Islamofobia.
Resolusi itu diadopsi tiga tahun sejak seorang ekstremis sayap kanan membunuh lebih dari 50 Muslim dalam serangan teror Selandia Baru di dua masjid.
Ini berarti bahwa hari itu akan dianggap sebagai peringatan tahunan tentang perlunya melawan islamofobia .
Resolusi tersebut diperkenalkan pada hari Selasa oleh duta besar Pakistan untuk PBB, Munir Akram, atas nama OKI.
“Islamofobia adalah kenyataan. Manifestasinya–ujaran kebencian, diskriminasi, dan kekerasan terhadap muslim–berkembang biak di beberapa bagian dunia,” katanya.
“Tindakan diskriminasi, permusuhan, dan kekerasan terhadap individu dan komunitas muslim seperti itu merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi mereka dan melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan mereka. Hal itu juga menyebabkan penderitaan besar di dunia Islam.”
Akram mengutip kata-kata pelapor khusus PBB tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan, yang mengatakan, “Sejak serangan teroris 9/11, kecurigaan institusional dan ketakutan terhadap muslim dan mereka yang dianggap muslim telah meningkat ke proporsi epidemi.”
Perempuan dan anak perempuan sering mendapati diri mereka berada di ujung tanduk kebencian ini, kata Akram, ia menambahkan, “Aspek gender islamofobia juga semakin menonjol, dengan anak perempuan dan perempuan menjadi sasaran karena cara berpakaian mereka dan anggapan umum bahwa perempuan muslim tertindas dan karenanya harus dibebaskan.”
Dia memperingatkan bahwa islamofobia adalah fenomena yang kurang dipahami yang sering bersinggungan dengan sentimen anti-imigran dan anti-pengungsi.
Karena itu, katanya, penting untuk mempromosikan informasi tentang tren global yang mengganggu ini yang dapat mencapai puncak pemerintahan di banyak bagian dunia.
Adopsi resolusi tersebut mengikuti diskusi bertahun-tahun tentang perlunya hari internasional untuk memerangi islamofobia, yang dimulai di Makkah pada 2019 setelah serangan masjid di Selandia Baru.
Pada saat itu, anggota OKI, termasuk Arab Saudi, menekankan perlunya memerangi kebencian dan ketakutan terhadap Islam dan muslim.
Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Nauval Pally Taran
Sumber: Arab News