SAHIH.CO, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi dampak bencana yang mungkin terjadi saat mudik Lebaran 2022.
Dilansir dari antaranews.com, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI, Suharyanto menyebutkan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak bencana selama periode mudik Lebaran. Salah satunya adalah dengan mengerahkan tim dan relawan serta Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) di daerah-daerah untuk siaga di wilayah rawan bencana.
“BNPB mengerahkan tim relawan dan BPBD untuk bersiap siaga di wilayah-wilayah yang rawan bencana,” sebut Suharyanto.
Ia menambahkan kalau BNPB juga telah mengeluarkan peta mudik aman bencana yang menginformasikan lokasi-lokasi rawan bencana, termasuk juga kontak BPBD terdekat yang dapat dihubungi untuk mempermudah masyarakat mengetahui potensi bencana saat mudik.
“BNPB telah mengeluarkan peta mudik terkait bencana alam, sudah terpetakan daerah mana yang rawan banjir, longsor, dan bencana lainnya. Peta ini dapat diakses di InaRISK BNPB,” tambahnya.
Selain antisipasi terhadap dampak bencana alama, BNPB juga melakukan upaya pencegahan virus SARS-CoV-2 di kalangan masyarakat dengan membagikan masker di pos-pos pelayanan mudik, rest area, dan tempat-tempat wisata. Ia juga menambahkan pihaknya menyiapkan pos-pos vaksinasi di beberapa titik untuk pemudik yang ditemukan belum melakukan vaksinasi.
“Jika ditemukan ada pemudik yang belum vaksin, pemudik tidak akan diputarbalikkan ke rumah, namun disiapkan pos-pos vaksinasi di beberapa titik jalur mudik untuk menyediakan vaksinasi di tempat bagi pemudik tersebut sebelum melakukan perjalanan,” pungkasnya.
Suharyanto juga menambahkan agar masyarakat yang melakukan mudik untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan mengisi Electronic Health Alert Card (EHAC) di aplikasi tersebut sebelum mudik.
“Akan diadakan pengecekan acak terkait status vaksinasi para pemudik, pemudik wajib mengisi EHAC di aplikasi PeduliLindungi dan yang diperbolehkan lewat adalah kategori hijau, jika kategori merah harus memiliki PCR atau antigen,” tuturnya.
Pewarta: Misbahul
Editor: Arif Rinaldi