SAHIH.CO, JAKARTA – Ustaz Harits Abu Naufal, penceramah asal Aceh, kembali menjadi pemateri kajian Islam di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada Senin, 27 Juni 2022. Kajian yang diselenggarakan oleh Badan Kerohanian Islam MKRI tersebut mengusung tema “Rahasia di Balik 10 Dzulhijjah”.
Kajian tersebut diadakan di Aula Lantai Dasar Gedung MK. Selain luring, kajian itu juga dilangsungkan secara daring via Zoom Meeting.
Dalam ceramahnya, Ustaz Harits menjelaskan bahwa amalan kebaikan di sepuluh awal bulan Dzulhijjah lebih baik dari berjihad di jalan Allah, kecuali, orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya lalu gugur di medan perang.
Namun, Ustaz Harits menekankan, “Perlu saya sampaikan, bahwa jihad di sini jangan dikonotasikan dengan jihad sebagaimana yang banyak salah dipersepsikan. Karena jihad di sini adalah jihad melawan orang kafir yang menyerang kaum muslimin. Sebab pada Islam, memberontak dan melawan pemerintah atau sesama muslim bukanlah jihad,” ujar Ustaz Harits.
Ia juga menyampaikan bahwa manusia pada umumnya akan memperindah hal-hal yang tampak disaksikan oleh manusia, dan ini tidaklah keliru. Akan tetapi, menjadi salah ketika kita hanya memperindah suatu hal untuk manusia, tetapi pada apa-apa yang dilihat dan menjadi penilaian oleh Allah, kita justru tidak peduli dan tidak memperindahnya. Padahal tidak ada bekal yang kita bawa saat berjumpa Allah kelak kecuali hati yang bersih.
Baca juga: Islam dan Pesan-Pesan Keadilan
“Penting untuk merawat hati, dan Nutrisi hati adalah duduknya kita di majis ilmu, membaca Al-Qur`an, serta mengkaji kalam-kalam Rasulullah. Inilah yang akan menentramkan hati dan memberi semangat kepadanya,” Ustaz Harits menjelaskan.
Pelipatgandaan pahala atas amal kebaikan yang kita lakukan dalam sepuluh awal bulan Dzulhijjah merupakan wujud dari rahmat dan kasih sayang Allah kepada kita hamba-Nya. Dari sini kita dapat melihat bahwa Allah mengiginkan kemudahan bagi kita.
“Sepuluh awal bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari terbaik sepanjang tahun. Kalau malam terbaik adalah sepuluh malam terakhir Bulan Ramadan, dan yang terbaiknya adalah lailatul qadr. Siang terbaik yang pahala atas amal kebaikannya dilipatgandakan adalah sepuluh bulan pertama bulan Dzulhijjah, yang insyaallah akan kita lalui sebentar lagi,” tambah Ustaz Harits.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran