SAHIH.CO – Akan ada jutaan lowongan pekerjaan hijau (green jobs) di masa mendatang. International Labour Organization (ILO) dalam sebuah publikasinya memperkirakan jika transisi ekonomi hijau memang akan menggerus enam juta lapangan pekerjaan saat ini. Namun sebagai gantinya, transisi ini juga akan membuka 24 juta lowongan pekerjaan baru di seluruh dunia hingga 2030 mendatang.
Secara singkat, green jobs merupakan berbagai jenis pekerjaan yang mendukung pelestarian lingkungan. Di mana selain membuka lapangan pekerjaan baru, kehadiran pekerjaan ini juga turut melestarikan lingkungan, menumbuhkan perekonomian, sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupan.
Linkedin mencatat, lowongan pekerjaan yang membutuhkan green skill tumbuh 8 persen setiap tahun. Sementara jumlah pekerja yang memiliki green skill baru tumbuh 6 persen tiap tahunnya.
Melansir dari greenpeace, contoh green jobs di antaranya ialah manajer keberlanjutan, teknisi turbin angin, konsultan tenaga surya, pakar ekologi, spesialis kesehatan lingkungan dan keselamatan, compliance manager, facilities manager, technical sales representative, dan lain-lain.
Adapun contoh green skills di antaranya ialah fesyen berkelanjutan, daur ulang, ilmu keselamatan dan kesehatan kerja, pengetahuan mengenai iklim, dan sistem tenaga surya.
Meski green jobs sudah mulai dibicarakan sejak satu dekade silam, pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi banyak negara untuk meninggalkan model ekonomi intensif karbon ke arah ekonomi hijau.
Laporan World Economic Forum bahkan menunjukkan jika transisi hijau di tiga sistem sosio-ekonomi, yaitu pangan, pemanfaatan lahan dan laut, infrastruktur dan lingkungan buatan serta energi dan industri ekstraktif, dapat menghasilkan peluang bisnis senilai US$ 10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030.
Di Indonesia sendiri, pengembangan pekerjaan hijau sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024, di mana pembangunan rendah karbon menjadi salah satu prioritas nasional.
Berbagai lembaga negara seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun turut mendukung upaya ini dengan menerapkan Taksonomi Hijau guna mendorong pengembangan ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan, sebagaimana dilansir dari greennetwork.
Berbagai perkiraan menyimpulkan jika Indonesia akan memiliki jutaan lapangan pekerjaan hijau pada sektor-sektor tertentu dalam satu atau dua dekade mendatang.
Adapun perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), dengan menggunakan skenario net zero emission, menyebutkan jika Indonesia berpotensi memiliki sekitar tiga juta pekerjaan hijau pada 2060.
Pengembangan pekerjaan hijau di Indonesia memiliki beberapa rencana, di antaranya dengan menerbitkan peta informasi mengenai pekerjaan hijau yang mencakup sektor pertanian, konstruksi, manufaktur, energi terbarukan, dan jasa.
Pemerintah juga akan melakukan formulasi regulasi mengenai pekerjaan hijau di Indonesia. ”Indonesia Green Jobs Conference” termasuk salah satu langkah untuk mempersiapkan Indonesia dalam implementasi pekerjaan hijau. Konferensi ini diselenggarakan dengan fokus pada institusionalisasi dan kelanjutan pekerjaan hijau di tanah air.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran