Peristiwa banjir yang melanda wilayah Aceh Utara sejak Selasa (4/10) lalu kini sudah menggenangi ratusan desa di 13 kecamatan.
Tercatat 13 kecamatan yang terendam meliputi Kecamatan Pirak Timu, Matangkuli, Lhoksukon, Paya Bakong, Samudera, Cot Girek, Tanah Luas, Langkahan, Dewantara, Muara Batu, Geuredong Pase, Sawang, dan Banda Baro.
Hingga kini, banjir tersebut menyebabkan korban jiwa seorang warga bernama Rukayah (72) yang dilaporkan meninggal dunia saat dievakuasi dari lokasi banjir ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara, Mulyadi menyebutkan, Rukayah dievakuasi dari rumahnya dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat warga yang mengungsi akibat bencana banjir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh hingga Jumat (7/10) mencapai 41.120 orang yang tersebar di Kecamatan Pirak Timu sebanyak 2.217 jiwa dalam 774 kepala keluarga, Matangkuli sebanyak 7.614 jiwa dalam 2.355 kepala keluarga, dan Lhoksukon sebanyak 31.289 jiwa, dan petugas masih terus melakukan pendataan.
“Sementara, total korban mengungsi yang terdata 41.120 jiwa dalam 12.598 kepala keluarga,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui keterangan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Jumat.
Selain merendam rumah penduduk, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mencatat persitwa banjir itu juga merendam lahan persawahan seluas 1.401 hektare.
Erwandi, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mengatakan ribuan hektar sawah tersebut tersebar di delapan kecamatan.
“Luas area sawah yang terendam banjir kemungkinan bisa bertambah, mengingat petugas masih mendata di lapangan dan hingga saat ini banjir belum surut akibat masih tingginya intensitas hujan,” kata Erwandi sebagaimana dilansir dari Antara.
“Potensi gagal panen atau puso mungkin saja terjadi jika genangan air merendam lebih dari tiga hari. Sebab batang padi akan cenderung rusak dan membusuk,” tambahnya.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan kerusakan badan jalan dan jembatan di Kecamatan Geuredong Pase serta tanah longsor yang mengenai satu rumah milik seorang petani. Dengan total warga terdampak mencapai 51.470 jiwa dalam 14.747 kepala keluarga.
Hingga kini, BPBD Aceh Utara dan unsur terakhir terus melakukan upaya penanggulangan, sekaligus pendataan material dan korban terdampak banjir. Dinas Sosial juga telah menyalurkan bantuan masa panik bagi masyarakat. Bantuan yang diberikan berupa pakaian pria dan wanita, selimut, tenda keluarga, sajadah, mukena, kain batik panjang dan sarung, jilbab, beras, air mineral, minyak goreng, mi instan, biskuit, gula pasir, sarden dan berbagai kebutuhan lainnya.
“Kami harapkan juga ke depan bencana seperti ini dapat diminimalisir dengan langkah-langkah yang komprehensif,” kata Yusrizal Kepala Dinas Sosial Aceh.
Ribuan Pelajar Diliburkan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara Jamaluddin di Aceh Utara, Jumat, mengatakan sekolah yang diliburkan hingga kini sebanyak 26 sekolah meliputi 19 tingkat sekolah dasar (SD) dan tujuh sekolah menengah pertama (SMP) dengan total siswa secara keseluruhan mencapai 4.672.
Adapun sekolah yang diliburkan tersebar di Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Baktiya, dan Kecamatan Samudera. Banjir tersebut merendam 219 ruangan kelas, kantor, laboratorium, pustaka dan lain-lainnya. Serta berdampak pada 450 tenaga pengajar atau guru dan staf.
“Pihak sekolah juga telah berupaya menyelamatkan barang berharga dan dokumen penting. Kemudian memindahkan fasilitas yang dipakai pelajar ke tempat yang tidak terkena banjir,” kata Jamaluddin.
Sementara itu, Ahmad Yamani Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Utara mengatakan ada tujuh sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat sudah diliburkan dengan jumlah siswa mencapai seribuan akibat terdampak banjir.
“Ada tujuh SMA sederajat di Aceh Utara yang diliburkan. Sementara, untuk jumlah pelajar yang libur masih dalam pendataan, namun diperkirakan seribuan pelajar,” katanya
Untuk diketahui, banjir yang dipicu akibat curah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah Aceh Utara sejak tiga hari terakhir, dengan ketinggian debit air hingga satu meter.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa Aceh sudah memasuki musim penghujan, sehingga warga diminta mewaspadai bencana alam berupa banjir dan tanah longsor.
Sejumlah wilayah berpotensi di antaranya Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Simeulue, Aceh Singkil, Subulussalam, Sabang, Aceh Tamiang, Langsa, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Barat dan Aceh Timur.
Pewarta: Misbahul
Editor: Arif Rinaldi