SAHIH.CO – Meski buah dan sayur menyehatkan, tingginya konsumsi buah dan sayur yang terpapar pestisida justru dapat membahayakan kesehatan, khususnya kesehatan seksual bagi laki-laki.
Intensitas pengonsumsian keduanya yang tinggi, dikabarkan dapat membuat jumlah sperma menjadi lebih rendah dibandingkan dari kuantitas normalnya.
Hal tersebut cukup logis, mengingat pestisida memang dirancang untuk membunuh dan melukai reproduksi hama, maka tidak mengherankan jika pestisida juga berbahaya bagi reproduksi manusia, sebagaimana pernyataan Levine Hagai dari Mount Sinai School of Medicine di New York, dilansir dari CNN Indonesia
Di samping berpotensi memicu kemandulan, khususnya pada laki-laki, rektor Universitas IPB, Arif Satria baru-baru ini juga mengungkap fakta serupa. Bahan pangan seperti sayur dan buah yang masih mengandung residu pestisida dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu dampak dari mengonsumsi bahan makanan yang tercemar pestisida menurutnya adalah meningkatnya hormon feminin dalam tubuh seseorang.
“Dengan kita mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang masih terkena residu pestisida itu akan berdampak pada meningkatnya hormon feminin kita,” kata Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka di UGM
Meningkatnya hormon feminin ini akan membuat seseorang bersikap lebih feminim, tak terkecuali pada laki-laki. Karena itu, dia mengatakan bahwa salah satu penyebab seorang laki-laki bersikap seperti perempuan adalah karena cemaran pestisida di dalam bahan-bahan pangan yang dikonsumsi.
Meski begitu, dia menyadari bahwa peralihan sistem pertanian berbasis kimia ke organik membutuhkan waktu yang panjang. Pasalnya, selama puluhan tahun petani sudah punya ketergantungan yang sangat kuat pada zat-zat kimia dalam bertani.
Sehingga, fenomena laki-laki gemulai atau melambai dapat dijelaskan secara saintifik, yang salah satu faktornya adalah pengonsumsian residu pestisida. Di mana residu ini bisa memengaruhi kondisi hormonal seseorang.
Selain berdampak pada kesehatan reproduksi (laki-laki dan perempuan), residu pestisida juga dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan perkembangan janin, penyakit parkinson, pubertas dini, dan penyakit kanker, sebagaimana dilansir dari alodokter.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahan yang digunakan untuk pestisida memang dimaksudkan untuk membunuh, menghilangkan nafsu makan, atau merusak alat reproduksi hama. Sehingga, ketika dosisnya berulang atau bahkan banyak, juga akan berdampak kepada manusia sebagaimana kepada hama. Hal tersebut karena manusia dan hewan sedikit banyak memiliki persamaan.
Namun begitu, dampak negatif ini akan lebih berpotensi terjadi bagi mereka dengan gaya hidup yang tidak sehat. Hal tersebut karena kurangnya detoksifikasi dalam tubuh.
Selain dampak-dampak buruk di atas, konsumsi residu secara kontinu dengan kapasitas maksimal juga cukup rentan dengan penyakit hepatitis. Ini karena kemampuan hati untuk menetralisir racun punya batas, dan butuh jeda.
Namun, sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap sepele masalah pestisida kimia. Hal tersebut mungkin karena dampak dari pestisida tidak dirasa tunai setelah interaksi, sama halnya seperti rokok. Di mana akumulasi dari intensitas yang kontinulah yang akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Meski, juga dipengaruhi oleh pola hidup dan makanan lain yang dikonsumsi sehari-hari.
Penulis: M. Haris Syahputra
Editor: Arif Rinaldi