Limbah sekam padi mempunyai potensi biosilika dan nanobiosilika dengan kapasitas bahan baku berkisar 11 juta ton. Biosilika ini memiliki permintaan yang cukup tinggi dengan manfaat yang tidak sedikit, baik diolah menjadi pupuk maupun menjadi olahan industri.
Dari beragam tanaman yang mengandung biosilika, sekam padi punya keunggulan. Dari segi jumlah, komposisinya mencapai 20 persen dari produksi gabah kering giling. Jumlah gabah tersebut di Indonesia dapat mencapai 55 juta ton dalam setahun, dan sekitar 11 juta ton diantaranya berupa limbah sekam padi.
Melansir dari Antaranews, 1 ton sekam padi dapat menghasilkan 150-200 kilogram silika dengan metode yang mudah. Itu artinya bisa sampai 2,2 ton silika per tahun dari seluruh limbah sekam padi.
Selain kebutuhan dalam negeri, industri Eropa juga cukup meminati produk nanobiosilika dari sekam padi. Sebab selain kaya manfaat, keunggulan produk nanobiosilika juga terdapat pada bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan lebih ramah terhadap lingkungan.
Di samping itu, proses produksinya pun menggunakan energi yang lebih rendah dan dapat menghasilkan 2 jenis produk sekaligus, yaitu nanobiosilika cair dan serbuk. Apalagi harga produk akhir dari sekam ini dapat bersaing dengan produk komersial yang sudah ada di pasar.
Silika merupakan suatu senyawa yang memiliki banyak manfaat di berbagai industri, seperti penguat ban kendaraan, semikonduktor elektronik, penghambat korosi, katalis, anti penggumpalan pada pangan, pemurnian minyak, pembersih pada pasta gigi, bahan kosmetika, pembersih deterjen, bahan cat, bahan penghantar obat, serta bahan pupuk/hara tanaman.
Saat ini silika komersial yang digunakan di dunia, termasuk di Eropa, sebagian besar berasal dari pasir kuarsa/batuan mineral, yang merupakan bahan tidak terbarukan dan membutuhkan energi yang tinggi dalam prosesnya.
Penggunaan nanobiosilika cair direkomendasaikan sebagai hara tanaman, khususnya untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama penyakit dan dampak kekeringan. Serta meningkatkan mutu hasil tanaman, sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi.
Adapun penggunaan nanobiosilika serbuk direkomendasikan sebagai bahan penguat dan bahan fungsional guna meningkatkan performa produk akhir.
Periset nanobiosilika dari Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Hoerudin menyebutkan bahwa dengan inovasi teknologi yang dikembangkan saat ini, 1 ton sekam padi dapat menghasilkan sekitar 380-400 liter nanobiosilika cair atau 150-175 kg nanobiosilka serbuk.
Adapun harga produk silika cair dan serbuk komersial yang ada di pasaran berturut-turut berkisar di angka 12-17 dolar AS per liter dan 1-6 dolar AS per kilogram, tergantung spesifikasi mutunya.
Penulis: M. Haris Syahputra
Editor: Arif Rinaldi