SAHIH.CO – Kejahatan lingkungan masih menjadi bisnis kriminal yang cukup menguntungkan di dunia. Namun ironisnya, hukuman atas kejahatan ini masih relatif ringan. Seolah, kejahatan ini dianggap sebagai sebuah kejahatan kecil.
Setelah cukup lama aktif sebagai penyidik di interpol dan bertugas sebagai petugas intelijen kriminal di bidang keamanan lingkungan beberapa tahun terakhir, Sasa Braun menyaksikan kasus-kasus yang cukup mengejutkan seputar kejahatan lingkungan.
“Kebrutalan dan margin keuntungan di bidang kejahatan lingkungan hampir tak terbayangkan. Kartel telah mengambil alih seluruh sektor pertambangan ilegal, perdagangan kayu, dan pembuangan limbah,” katanya dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip dari DW.
Braun juga berharap agar politisi peka terhadap topik tersebut, dan tidak lagi memandang remeh permasalahan lingkungan yang semakin kemari kian memprihatinkan.
Kejahatan lingkungan di sini dapat berupa perdagangan satwa liar ilegal, pembalakan liar, pembuangan limbah ilegal, dan pembuangan polutan secara ilegal ke atmosfer, air, atau bahkan tanah.
Ini adalah bisnis yang cukup menguntungkan bagi jaringan kejahatan transnasional. Seperti perdagangan limbah illegal, yang berdasarkan data dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) tahun 2016, telah menyumbang pendapatan sekitar 10-12 miliar dolar AS setiap tahunnya.
Jaringan kriminal tersebut telah menghemat biaya pembuangan dan administrasi guna mengantongi izin untuk itu. Bahkan dalam beberapa kasus, keuntungan dari pengelolaan sampah bisa sangat besar, sehingga dianggap lebih menggiurkan daripada perdagangan narkoba.
Geliat kayu sebagai sumber “emas baru”
Di samping itu, keuntungan dari pembalakan liar juga meningkat cukup pesat. Kayu dari hutan tropis berkualitas unggul yang digunakan untuk membangun kapal pesiar misalnya, keberadaannya makin langka, sementara permintaannya justru makin tinggi.
Manajer proyek untuk penanganan kejahatan hutan di World Wildlife Fund (WWF) Jerman, Katharina Lang mengatakan jika konsumen tidak akan pernah bisa memastikan apakah kayu yang mereka beli diperoleh secara legal.
Menurut sebuah studi tahun 2021 oleh Asosiasi Insinyur Jerman (VDI), pembalakan liar bisa mencapai 30% dari kegiatan di sektor kehutanan global. Angka ini bahkan bisa meningkat hingga hampir 90% di negara-negara penghasil kayu tropis.
Menurut European Union Agency for Law Enforcement Cooperation (Europol), kejahatan lingkungan merupakan sektor kejahatan ketiga yang paling menguntungkan di dunia setelah perdagangan narkoba dan barang palsu. Keuntungannya mencapai antara 110 miliar – 280 miliar dolar AS setiap tahunnya. Sulit untuk mendapat data lebih akurat karena jumlah kasus yang tidak dilaporkan sangat tinggi.
“Hal ini tentunya juga berkaitan dengan fakta bahwa kita berbicara tentang pelanggaran administrasi dalam kasus kejahatan lingkungan. Kasus kejahatan lingkungan seringkali tidak terungkap sama sekali. Kasus-kasus ini baru ditemukan ketika dilakukan kontrol,” kata Kepala Program Satwa Liar di Jerman dan Eropa WWF Moritz Klose.
Sasa Braun dari Interpol Jerman mengatakan bahwa kejahatan lingkungan harus dilawan dengan alat yang sama, seperti penyelidikan rahasia, penyadapan dan pelacakan GPS, seperti kejahatan serius lainnya. “Kejahatan ini sering masih dianggap sebagai kejahatan kecil dan bukan sebagai kejahatan terhadap masa depan kita,” katanya kepada DW.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran