Tadi malam, saya pergi ke kamar anak-anak untuk memeriksa mereka seperti biasa.
Saya menemukan keempat anak itu bangun dan berbicara dengan bersemangat, melampaui jauh waktu tidur mereka.
Saya menghukum mereka karena bergadang, berbicara dan tertawa, membuat mereka satu sama lain terlalu lama terjaga.
“Bahkan Khalid masih terjaga!” Saya berkata kepada mereka dengan ketidaksetujuan.
Khalid berbaring di sana di samping saudara laki-lakinya, menyeringai padaku.
Seorang anak laki-laki berkata, sebagai penjelasan,
“Kami tidak tidur atau membiarkan [orang lain] tidur!”
Saya tertawa.
Ini merujuk pada Khalid ibn Al- Walid selama masa pertempuran, yang digambarkan sebagai,
“Dia tidak tidur atau membiarkan [orang lain] tidur.”
Dia sering mendorong prajuritnya untuk tetap terjaga selama beberapa malam, melakukan tahajud dan ibadah. Dia sendiri melakukan hal yang sama, sambil menyusun strategi, merencanakan, dan memikirkan pertempuran hari ini. Dia selalu terjaga, waspada terhadap setiap pergerakan pasukannya sendiri dan pasukan musuh, mengirimkan mata-mata dan petugas patroli untuk mengumpulkan intel. Dia pada dasarnya tidak pernah tidur, tidak pernah bisa lengah dalam situasi pertempuran.
Dan inilah sekelompok empat anak laki-laki berusia antara sepuluh dan empat tahun, membandingkan pesta tidur larut malam mereka dengan berjaga sepanjang malamnya Khalid sebelum pertempuran.
Namun, terlepas dari kegilaan perbandingan mereka, saya tetap kagum dan terpesona bahwa anak-anak dapat begitu dekat dan terinspirasi oleh karakter hebat para sahabat, generasi terbaik yang pernah hidup.
Siapa yang kita perkenalkan pada anak-anak kita?
Kepada siapa kita memaparkan anak-anak kita menjadi panutan mereka, aspirasi mereka, cita-cita mereka. Kita sebagai Muslim memiliki sejarah yang begitu kaya, penuh dengan pria dan wanita dengan karakter luhur dan kemampuan luar biasa: Sahabat dibentuk oleh manusia terbaik, Rasulullah.
Sayang sekali bila gagal mengajari anak-anak kita cerita dan prestasi heroik mereka, dan sebaliknya, membiarkan anak-anak kita terikat dan terinspirasi oleh karakter Disney murahan atau superhero fiksi Marvel.
Kita memiliki pahlawan superhero yang sesungguhnya, asli, dan nyata dalam sejarah Islam kita! Kita hanya perlu mengajari anak-anak kita cerita mereka.
Penulis: Ummu Khalid
Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Nauval Pally Taran
Sumber: Muslim Skeptic