SAHIH.CO – Indonesia menduduki peringkat puncak penderita diabetes tipe 1 di ASEAN. Menurut laporan International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia mencapai 41,8 ribu orang pada 2022.
Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penderita diabetes tipe 1 terbanyak di ASEAN, serta peringkat ke-34 dari 204 negara di skala global.
Melansir dari databoks, mayoritas penderita diabetes tipe 1 di Indonesia berusia antara 20-59 tahun. Namun begitu, penderita yang usianya di bawah 20 tahun juga cukup banyak jumlahnya.
Setelah Indonesia, Filipina menjadi nomine kedua penderita diabetes tipe 1 di ASEAN dengan persentase yang jauh di bawah Indonesia. Diikuti setelahnya Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Kamboja.
Fakta ini cukup dipengaruhi oleh mayoritas warga Indonesia yang menyukai makanan dan minuman manis. Hal ini terlihat dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menurut data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 61,3 persen responden mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari. 30,2 persen responden mengonsumsi minuman manis di kisaran 1-6 kali per minggu, dan hanya 8,5 persen saja yang mengonsumsinya kurang dari 3 kali per bulan.
Riskesdas tahun 2018 juga mencatat ada 40,1 persen responden yang mengonsumsi makanan manis lebih dari 1 kali per hari. Sedangkan yang mengonsumsinya 1-6 kali per minggu 47,8 persen, dan hanya 12 persen saja yang mengonsumsinya kurang dari 3 kali per bulan.
Sebagai informasi, diabetes adalah kondisi terganggunya produksi insulin, yakni hormon yang bisa mengontrol kadar gula dalam darah dan mengubah glukosa menjadi energi.
Dalam kasus diabetes tipe 1, tubuh tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Berbeda dengan diabetes tipe 2, di mana tubuh masih bisa menghasilkan insulin dengan jumlah yang sedikit, sehingga tidak berfungsi dengan optimal.
Menurut Kemenkes, penderita diabetes tipe 1 ini jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding tipe 2.
Produksi insulin yang terganggu bisa menyebabkan gula menumpuk di dalam darah, yang kemudian berpotensi menimbulkan penyakit seperti serangan jantung, tekanan darah tinggi, kebutaan, dan gagal ginjal.
Kemenkes menyebut diabetes bisa dicegah dengan menghindari makanan dan minuman manis, serta mengganti konsumsi roti putih atau pasta dengan gandum.
“Olahraga juga membantu menurunkan tingkat gula darah. National Health System (NHS) Inggris menyarankan latihan aerobik selama 2,5 jam per minggu, seperti jalan cepat dan menaiki tangga,” kata Kemenkes di situs resminya.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Arif Rinaldi