SAHIH.CO – Kebiasaan konsumsi minuman berpemanis menjadi salah satu faktor utama yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar di Asia Tenggara maupun dunia.
Menurut laporan riset Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), jenis minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kopi instan.
Rata-rata rumah tangga di Indonesia mengonsumsi 29 kemasan kopi instan per bulan. Diikuti setelahnya susu cair pabrik, sari buah/minuman energi, dan teh/soda. Sementara MBDK yang paling sedikit dikonsumsi adalah susu kental manis, dengan rata-rata lima kemasan per bulan sebagaimana dilansir dari databoks.
CISDI menilai tingkat konsumsi tersebut dipengaruhi oleh harga. Jika harganya murah maka konsumsi semakin tinggi, sedangkan jika harganya mahal konsumsi cenderung menurun.
“Minuman termahal adalah susu kental manis, dan termurah adalah kopi instan,” kata CISDI dalam laporan Elastisitas Harga Permintaan Minuman Berpemanis dalam Kemasan (2022).
Menanggapi kondisi tersebut, CISDI mendorong pemerintah untuk mulai memberlakukan tarif cukai MBDK minimal 20 persen. Upaya ini dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minuman manis yang sekaligus juga akan menekan risiko penyakit yang bisa ditimbulkannya.
“Seperti rekomendasi WHO, cukai MBDK perlu diterapkan setidaknya untuk menghasilkan 20 persen kenaikan harga MBDK, agar dapat mencapai tujuan kesehatan masyarakat untuk mencegah dampak penyakit tidak menular,” kata CISDI.
“Penelitian kami menyarankan bahwa penerapan tarif cukai skenario III (tarif tertinggi) oleh Kemenkeu akan menghasilkan penurunan konsumsi MBDK dan penambahan penerimaan negara yang optimal,” lanjutnya.
Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Arif Rinaldi