SAHIH.CO, GLASGOW – Para pemimpin negara dunia menyatakan janji pada Kamis untuk menghentikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan berhenti membangun pembangkit baru.
Menurut Inggris, sebagai tuan rumah KTT COP26, perjanjian itu tertuang dalam kesepakatan yang nantinya akan mengikat 190 negara dan organisasi untuk berhenti menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
Batu bara adalah bahan bakar fosil yang paling berpolusi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Pembakaran batu bara merupakan penyebab utama perubahan iklim. Membebaskan dunia dari penggunaan batu bara dipandang penting untuk mencapai target iklim yang disepakati secara global.
Penandatangan perjanjian COP26 akan berkomitmen untuk menghindari investasi pada pembangkit batu bara baru di dalam dan luar negeri.
Selain itu, pemerintah Inggris mengatakan mereka (para pemimpin dunia) akan berjanji untuk menghapus pembangkit listrik berbahan bakar batu bara pada tahun 2030-an di negara-negara kaya, dan 2040-an untuk negara-negara miskin.
“Akhir batu bara sudah di depan mata. Dunia bergerak ke arah yang benar, siap untuk mengubur batu bara dan merangkul manfaat lingkungan dan ekonomi dengan membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih,” kata sekretaris negara untuk bisnis dan energi Inggris, Kwasi Kwarteng.
Secara terpisah, Powering Past Coal Alliance (persekutuan internasional yang bertujuan untuk menghapus bahan bakar batu bara secara bertahap) mengatakan telah mendapatkan 28 anggota baru, termasuk Ukraina, yang berjanji untuk berhenti menggunakan bahan bakar batu bara pada 2035. Sebagai informasi, batu bara menghasilkan sekitar sepertiga dari listrik Ukraina tahun lalu.
Faktor-faktor termasuk kekhawatiran atas polusi pemanasan global dan profil ekonomi yang memburuk untuk pembangkit berbahan bakar batu bara telah membatasi pasarnya di negara-negara barat yang kaya, termasuk Inggris, Jerman dan Irlandia, selama puluhan tahun terakhir.
Tapi, batu bara masih menghasilkan sekitar 37 persen dari listrik dunia pada 2019. Pasokan lokal yang murah dan melimpah juga membuat bahan bakar tersebut mendominasi produksi listrik di negara-negara termasuk Afrika Selatan, Polandia, dan India.
Negara-negara tersebut akan membutuhkan investasi yang besar untuk mengalihkan industri dan sektor energi mereka ke sumber yang lebih bersih.
Meskipun Cina, India, Vietnam, Indonesia dan beberapa negara lainnya berencana membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Akan tetapi jaringan pipa global untuk proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru telah menyusut dalam beberapa tahun terakhir.
Inggris tidak mengonfirmasi apakah negara-negara tersebut akan terlibat dalam janji penghentian batu bara COP26, atau apakah janji Vietnam pada Kamis akan memengaruhi pipa proyek batu bara yang sudah dalam tahap prakonstruksi.
China mengatakan pada September akan menghentikan pendanaan pembangkit batu bara di luar negeri, meskipun janji itu tidak mencakup proyek-proyek domestik.
Sejumlah pengumuman keuangan diharapkan keluar dalam COP26 pada Kamis untuk menyertai janji terkait batu bara, baik melalui investasi baru dalam tenaga bersih maupun dana untuk menopang pekerja dan daerah yang selama ini bergantung pada sektor batu bara sebagai mata pencaharian mereka.
Negara-negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat pada konferensi COP26, Selasa (2/11), mengumumkan kemitraan senilai 8,5 miliar dolar AS (Rp121,8 triliun) dengan Afrika Selatan untuk membantu negara itu berhenti lebih cepat dari menggunakan batu bara.
Sumber: Antara